Sosoknya sederhana. Cara berpakaiannya pun sederhana. Kaos lama dan rok bahan berwarna hitam. Wajahnya mencerminkan pribadinya yang ramah. Beliau duduk di kursi dekat meja kerjanya di kantor. Menghabiskan waktu mendesain, menghitung dan tentunya bekerja keras. Di meja yang sama, beliau selalu memulai hari dengan renungan singkat. Itulah mama.
Mama yang telah membesarkan aku sampai sekarang. Entah sudah berapa banyak pengorbanan yang dilakukan mama dari mulai mengandung sampai aku nyaris berumur 20 tahun ini. Mama yang ku kenal seorang yang hangat, ramah dan tentunya, penyayang. Mama yang selalu care sama anaknya walaupun kadang anak-anaknya cuek. Mama yang selalu mendahulukan anaknya disbanding dirinya sendiri. Mama yang selalu berusaha memberikan anaknya yang terbaik.
Kalau sehari-hari beliau mengajak aku dan adikku bercanda, itu sesuatu yang tidak bisa di beli dengan materi. Tawa nya sangat berharga untukku. Aku ingin selalu membuat mama tersenyum walaupun aku tahu aku tak akan bisa selalu membuatnya tersenyum. Muka kecewa atau sekedar suara nya membuat hatiku hancur walaupun aku tak menunjukan itu kepadanya. Wajah kesalnya membuat hatiku teriris, setiap goresan yang selalu mengingatkan aku bahwa aku telah menyakiti mama. Muka yang selalu menunjukan bahwa beliau tidak apa-apa, membuatku semakin terenyuh mengetahui beliau menyimpan bebannya sendiri. Air muka yang menunjukan rasa khawatirnya, membuat aku sedih, kenapa aku selalu membuat mama tidak tenang.
Teriakannya mengingatkan ku untuk sekedar minum obat kalau aku sakit, cukup membuatku merasakan perhatiannya. Kata-katanya yang kadang membuat ku jengkel, tapi aku tahu, itu bentuk perhatiannya. Kadang aku membuatnya kesal karena sikap cuek ku. Tapi aku selalu memikirkan perkataannya. Tak jarang beliau mengingatkan ku untuk bersaat teduh dan berdoa setiap pagi, tapi kadang tidak ku lakukan. Maaf ma. Tak jarang juga aku membalas sms atau bbm nya dengan singkat, karena aku sedang sibuk dengan tugas atau aku sedang sibuk dengan teman-teman. Maaf ma. Kadang kalau aku mau bolos, muka dan perkataan mama yang selalu muncul di pikiran ku. Membuatku mengurungkan niat walaupun kadang aku masih bolos. Waktu aku menerima hasil ujian ku, kudapati nilai yang kurang baik menurutku, aku ingin berkata,”maaf Ma” aku tahu aku bisa, tapi aku kurang berusaha.
Mama bekerja dengan susah payah, mencari uang untuk aku dan adikku hidup dengan berkecukupan. Mama yang tak mengenal lelah, sakitpun masih bekerja. Terima kasih ma. Mama selalu menyempatkan diri sekedar telepon atau sms menanyakan kabar, sebaliknya aku jarang menanyakan kabarnya, Makasih ma. Mama yang selalu mendukungku kalau aku mau berbuat sesuatu, menyuport ku, mendoakan ku, makasih ma. Mama yang selalu ada kalau aku mau cerita tentang hidup ku di serpong, makasih ma udah mau memasang telinga untuk mendengarkan anakmu.
Kadang atau bahkan sering, aku mengecewakan mama, tap mama tetap menyayangiku tanpa syarat. Kasih ibu yang selalu tulus untuk anaknya selalu kurasakan setiap aku bertemu mama. Sering aku kangen sama mama kalau aku di serpong, hanya saja aku jarang mengungkapkannya. Seringkali saat aku senang, aku ingin membagikan itu ke mama, hanya saja aku bukan orang yang bisa mengekspresikan itu dengan baik. Banyak hal yang tak terungkap kalau aku memikirkan mama.
Mama memang bukanlah ibu yang terbaik di dunia, tapi mama adalah hal yang terbaik yang pernah terjadi dan ada di hidupku. Apa jadinya aku kalau tak ada mama? Apa jadinya aku kalau mama tidak selalu ada di sampingku? Mama memang tidak sempurna, tapi mama selalu berikan yg terbaik. Aku menerima mama dengan tulus, Kasih seorang ibu kepada anaknya adalah kasih yang tulus, tanpa syarat dan kasih yang selalu sabar. Kasih seorang anak belum tentu seperti itu. Tapi aku, mengasihi mama dengan tulus.
Kalau aku bilang aku gak akan kecewain mama, itu berarti aku berbohong. Bagaimanapun, sepanjang hidupku, aku akan mengecewakan mama. Bagaimana pun aku juga manusia yang pernah gagal dan mungkin akan menghadapi cobaan yang lebih berat di kemudian hari. Impianku, disaat aku dewasa nanti, saat aku punya keluarga sendiri, aku gak mau ‘menelantarkan’ mama. Mama akan kurawat, sebagaimana mama merawat aku waktu aku kecil. Aku gak bisa berjanji akan selalu menyenangkan mama, tapi aku bisa berjanji suatu hal, aku mau mengasihi mama seumur hidupku. Aku cuma minta Tuhan kasih aku kesempatan untuk sekedar balas budi sama mama. Bagaimana pun umur orang, kita tidak ada yang tahu. Aku berdoa, minta Tuhan kasih mama kesempatan hidup lebih lama supaya mama bisa melihat anak mama sukses, membalas budi mama yang sebenarnya gak bisa dibalas dengan penuh. Aku minta Tuhan supaya Tuhan kasih aku hati yang selalu berbakti sama mama, kasih aku kepekaan supaya aku dapat sekedar bertanya, “mama sehat?”
Mama yang selalu aku sayang, sebelum semuanya terlambat, karena aku gak tahu kapan kesempatan ini datang lagi, aku mau bilang, terima kasih udah menjadi mama yang terbaik untuk aku. Walaupun aku sering mengecewakan mama. Dan maaf ma, untuk segala sikap yang kurang baik. Bagaimana pun aku tetap manusia yang gak luput dari dosa. Maaf kalau ada kata-kata yang menyakiti hati mama. Melihat mama kecewa, aku hancur. Walaupun gak ku tunjukan, aku selalu berdoa sama Tuhan, minta maaf sama Tuhan dan nitip maaf sama Tuhan untuk mama.
Mama, aku sayang sekali sama mama. Sabar ya menghadapi aku dan cobaan-cobaan lain di dunia. Inget, mama punya Tuhan dan aku yang selalu ada buat mama dan mendoakan mama. Bagaimanapun, mama tetap manusia yang paling aku sayang didunia ini. Jaga kesehatan, selalu berdoa, beri yang terbaik bwt Tuham dan layanilah Tuhan seumur hidup mama.
Makasih ma, mungkin gak ada kata-kata yang bisa mewakili rasa terima kasih ku, tapi biarlah mama mengerti sendiri sebagaimana aku menyayangi dan mengasihi mama.
Your Daughter..
No comments:
Post a Comment